• Home
  • Kategori
    • #30HariMenulisSuratCinta
    • #DuaHati
    • #scenefiction
    • BacaTulis
    • fiksi
    • Flashfiction
    • Keping
    • Mindfiction
    • My Shout
    • Namarappuccino on voice
    • Puisi
    • SHINE ON
    • Shine On Quote
  • About Me
  • Contact
No Result
View All Result
Namarappuccino
  • Home
  • Kategori
    • #30HariMenulisSuratCinta
    • #DuaHati
    • #scenefiction
    • BacaTulis
    • fiksi
    • Flashfiction
    • Keping
    • Mindfiction
    • My Shout
    • Namarappuccino on voice
    • Puisi
    • SHINE ON
    • Shine On Quote
  • About Me
  • Contact
No Result
View All Result
Namarappuccino
No Result
View All Result

Berbicara

14/10/2018

Mungkin, aku tidak mengerti apa maumu dan kamu tidak memahami apa inginku. Di sinilah mungkin kita sering tidak menemukan titik temu.

Kamu tidak mengerti kalau aku hanya ingin ada kabar, sekecil apapun itu. Aku tidak akan curiga, tidak akan memberondongmu dengan belasan tanya. Aku percaya, selama kamu bisa dipercaya. Lagipula, untuk apa bersama kalau bahkan kita tidak saling percaya? Tetapi, masalahnya, aku sering terlalu lelah menunggu kabar sampai larut malam dan ketiduran.

Dengar, maksudku seperti ini. Menanyakan kabarmu itu bukan curigaku atau cemburuku. Mungkin ada sedikit tentang itu, tapi lebih kepada kalau ada apa-apa denganmu, aku ingin yang pertama tahu. Aku ingin bisa segera ke sana untuk memastikan kamu baik-baik saja. Tapi kalau menurutmu itu mengganggu, ya sudah tidak apa-apa.

Kalau aku ingin kita lebih sering meluangkan waktu bersama, atau setidaknya saling ‘telponan’, itu juga bukan ingin mengikatmu dan kamu tidak boleh melakukan apa-apa kecuali denganku. Tidak, aku tidak mau membatasimu. Tetapi, cinta seharusnya membuat seseorang lebih istimewa.

Kita cinta, jadi untukku sendiri, kamu itu istimewa. Setiap kebersamaan atau ‘ngobrol’ nggak jelas saja itu berbeda dengan ngobrol dengan orang biasa lainnya. Apa kamu tidak ingin lebih sering atau lebih lama bersama dengan orang yang ‘istimewa’?

Aku tidak akan mengganggu waktu futsalmu atau ngopi bersama teman-temanmu. Aku hanya ingin seminggu sekali dua kali kita bertemu. Melakukan apa saja. Bahkan kalau sekadar makan kerak telor yang biasa di pinggir jalan raya. Tidak perlu mengubah jadwal futsalmu atau ngopimu. Seluangmu, tetapi setidaknya sempatkan waktu.

Setidaknya kita saling ngobrol meski telponan. Aku sadar kamu, aku, punya kesibukan sendiri-sendiri. Tidak bisa terlalu sering ngobrol atau bertemu. Tetapi setidaknya sebelum tidur atau istirahat siang–5 menit saja, tidak akan mengubah rutinitas kita. 5 menit saja, itu tidak lama. Tetapi, kalau menurutmu itu mengganggu privasimu, ya sudah, tidak apa-apa. Aku bisa apa?

Kalau aku juga sering bertanya kita itu sebenarnya mau bagaimana; mau terus seperti ini atau ada rencana lebih jauh nantinya, itu bukan menyuruhmu atau menuntutmu cepat-cepat melamarku. Aku juga tidak mau tergesa-gesa. Tetapi setidaknya setiap perjalanan harus ada tujuan. Hubungan ini apa juga punya tujuan? Kepastian? Atau sekadar hanya agar tidak sendirian?

Bukan apa-apa. Aku perempuan. Semakin tua, semakin banyak waktu sia-sia kalau menjalani hubungan hanya agar tidak kesepian saja. Setidaknya ya, setidaknya, aku ingin diyakinkan kalau kita punya tujuan sama, bersama selamanya. Bukan sekadar sementara, dan kalau ada yang lebih baik, berarti bukan jodohnya. Di usia kita, cinta tidak lagi sebuah canda. Begitu bersama, seharusnya saling menyesuaikan, bukan kalau tidak sesuai, cari lainnya.

Tapi kalaui menurutmu aku terlalu menuntut, aku harus bagaimana?

Setidaknya, ayo kita saling berbicara. Menyesuaikan yang bisa disesuaikan dan memahami yang bisa dipahami. Apa yang kamu suka aku suka, apa yang kamu tidak suka aku suka? Apa yang bisa diubah apa yang tidak?

Kalau untuk meluangkan waktu saling berbicara saja kamu tidak bisa, aku tidak tahu sebenarnya hubungan kita berdua ini hubungan apa.

Pastinya (ini inginku), semoga dalam waktu dekat ada kepastiannya. Jangan terlalu lama. Bukan berarti kesabaran itu ada batasnya, lebih ke aku tidak mau menunggu yang sia-sia.

Itu saja.

Itu saja.

Share127Tweet79Share32
Erick Namara

Erick Namara

Related Posts

#scenefiction

Kalau Memang Mencintai

16/07/2019

Aku kangen kamu, kadang-kadang. Cukup boncengan berdua, entah ke Parangtritis atau Prambanan. Menikmati gak hanya tujuannya tapi juga perjalanannya. Mungkin aku menikmati itu karena teman perjalanannya adalah kamu, entah kalau lainnya. Kangen suasananya, naik motornya, perjalanannya, dan .... kamu...

#scenefiction

Kita. Mereka.

23/06/2019

Orang yang membicarakan orang lain saat bersamamu, juga membicarakanmu saat kamu tidak ada. Jangan membicarakan orang lain saat bersamanya. Orang sering tidak nyaman kalau kamu berbeda, jadinya inginnya kamu sama seperti mereka. Mereka lupa, kalau mereka pun tidak bisa...

#scenefiction

Jeda

12/05/2019

Kadang aku ingin kita duduk berdua, sebentar saja. Tidak perlu berbicara banyak. Tidak perlu aku berusaha membuatmu nyaman atau bahagia. Biasa saja. Seperti dua teman lama yang tidak pernah canggung meski sudah lama tidak bertatap muka. Mungkin ada kesempatan...

#scenefiction

Tidak Lagi

21/07/2018

Kamu pernah(?), melihatnya, merasakannya, ingin mengatakannya, tapi tidak bisa mengeluarkan suara apa-apa?Kamu pernah(?), berharap kalau bisa menghentikan waktu dan mengulangnya kembali? Berharap kalau semuanya hanya mimpi?Kamu pernah(?), menyesali apa saja yang terlanjur terjadi dan apa saja tidak berani kamu...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Namarappuccino

Erick Namara

Blogger & Traveler

Hello & welcome to my blog! My name is Serdadu Tridatu and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Popular

  • Kalau Memang Mencintai

    343 shares
    Share 137 Tweet 86
  • Jeda

    320 shares
    Share 128 Tweet 80
  • Tidak Lagi

    318 shares
    Share 127 Tweet 80
  • Berbicara

    317 shares
    Share 127 Tweet 79
  • Aku ‘Tahu’ Kamu Akan Pergi

    315 shares
    Share 126 Tweet 79

Instagram

  • Yang pertama  percaya bahkan kita akan bisa melaluinya  Yang pertama  Ini jangan lupa
  • Bukan milikku  Aku tidak mau buang-buang waktu
  • Jangan sampai lambat memikirkannya  tapi juga jangan tergesa    Apakah dia orangnya  Kalau kamu punya anak  atau saudara  apa Mau mereka punya pasangan seperti kamu atau dia  Apa kalau nanti jadi orangtua dia akan bisa bijaksana    Lebih baik berpikir ulang daripada berujung penyesalan
  • Ayo turunkan ego kita  Ayo keluarkan semua uneg-uneg tanpa mengeraskan suara   Yang kita cari adalah solusinya  sepahit apapun nanti hasilnya  Yang perlu kita hindari adalah saling mencari kesalahan yang malah memperburuk masalahnya
  • Tidak ingin waktu kembali  Ingin tetap seperti ini

© Copyright 2020 Namarappuccino – All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kategori
    • #30HariMenulisSuratCinta
    • #DuaHati
    • #scenefiction
    • BacaTulis
    • fiksi
    • Flashfiction
    • Keping
    • Mindfiction
    • My Shout
    • Namarappuccino on voice
    • Puisi
    • SHINE ON
    • Shine On Quote
  • About Me
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.